December 03, 2023
Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra telah membuka Call for Research Collaboration 2024 dengan tema
Kepala Organisasi Riset
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN), Ahmad Najib Burhani menyatakan bahwa Call for Research
Collaborations Rumah Program Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora
(OR IPSH) pada tahun 2024, akan ada sepuluh tema yang dibuka. Sepuluh tema itu
diharapkan akan memberikan kontribusi yang lebih komprehensif pada satu isu
yang diteliti.
“Kita
ingin itu tidak terpisah-pisah dan dirangkai menjadi satu bingkai, sehingga
memudahkan digabung menjadi jalinan yang utuh untuk mendapatkan hasil yang
komprehensif dan saling melengkapi satu sama lain,” ungkap Najib pada acara
BRIN Insight Every Friday (BRIEF) dengan tema “Sosialisasi Call for Research
Collaborations Rumah Program OR IPSH BRIN Tahun 2024”.
Dijelaskan
Najib, Call for Research Collaborations Rumah Program Organisasi tahun 2024
juga akan mengutamakan team work dan collective of output, bukan individual
champion. Karena itu hasil yang ditekankan adalah buku yang terdiri dari
beberapa bab yang akan ditulis oleh tim yang terlibat di dalam tema-tema
penelitian yang ada di OR IPSH. “Kita menyebutnya sebagai Call for Research
Collaborations karena memang kita menekankan pada collaborations and congregations
dalam proses pelaksanaan riset dan penulisan outputnya,” demikian katanya.
Khusus
untuk Field Research, Najib berharap ada dua output yang akan dihasilkan pada
akhir tahun 2024 nanti, yaitu bookchapter dan publikasi artikel di journal
international. Pemilihan dua output ini didasarkan pada beberapa hal.
Dijelaskannya, secara pragmatis, tim yang terdiri dari enam anggota tidak biasa
di dalam ilmu sosial humaniora untuk membuat tulisan, karena itu akan ada dua
tulisan di dalam satu tim. ”Yang pertama mempersiapkan untuk book chapter, yang
satunya menulis artikel publikasi ilmiah,” imbuhnya.
Lebih
lanjut Najib menerangkan, secara historis pun, dulu biasanya di dalam satu tim
umumnya setiap peneliti menulis satu bab yang dilaporkan pada akhir tahun.
Namun kali ini bukan satu orang, tetapi satu tim terdiri dari empat sampai enam
orang membuat dua tulisan.
Maka
Najib menyambung, di akhir tahun nanti, dengan naskah yang sudah dilakukan
review, ada dua tulisan yang dipersiapkan. Hasilnya diharapkan setidaknya satu
secara institusional yang berupa edited volume kedua secara individual sehingga
tuntutan Hasil Kerja Minimal (HKM) bisa terpenuhi.
Najib
juga menyampaikan skema guest research atau non field research. Dalam hal ini,
satu output yang diminta yaitu bisa berupa book chapter atau artikel di journal
internasional yang kredibel. Untuk proposal field research, dijelaskannya, ada
sekitar 40 sampai 60 proposal yang akan diterima, sedangkan untuk non field
research ada sejumlah 80 sampai 100 proposal.
Berbeda
dari tahun sebelumnya, menurut Najib, Call for Research Collaborations 2024 ini
tidak berdasarkan kepada expertis atau kepakaran para peneliti yang ada di
dalam OR IPSH. Hal ini karena jumlahnya ada 500an orang, sehingga terlalu
banyak. Demikian juga kalau didasarkan pada kelompok riset, juga cukup banyak,
karena ada 49 kelompok riset yang terbagi di dalam 7 pusat riset yang ada di OR
IPSH. ”Karena itu kita hanya memilih 10 tema yang bisa kita lakukan,” ujarnya
beralasan.
Tentu
saja, diakui Najib pemilihan ini terdapat kekurangannya, karena sejumlah tema
dan kepakaran tidak bisa ditampung semuanya. Tetapi menurutnya, sudah disadari
semua bahwa Rumah Program itu bukan dimaksudkan untuk memfasilitasi setiap
peneliti, tetapi untuk menjawab beberapa persoalan baik yang berkaitan dengan
dunia akademik maupun tuntutan dari pemerintah.
Selanjutnya
Najib menerangkan bahwa secara rinci ada dua skema riset yaitu field reseach
dan non field research. “Teman-teman, silakan mengajukan skema satu atau dua.
Jadi satu orang peneliti bisa di dua tempat itu, tetapi untuk satu skema hanya
bisa mengajukan satu proposal baik sebagai anggota maupun sebagai ketua,”
ajaknya.
Najib
menguraikan, bahwa dana untuk field riset yaitu maksimum 100 juta dengan
personil 4 – 6 orang. Output-nya ada dua, yaitu publikasi ilmiah berupa book
chapter dan journal internasional. Sementara untuk non field research
diharapkan agar menganalisis data-data, misalnya data-data survey yang
dilakukan oleh BPS, sensus penduduk, arsip, manuskrip dan sebagainya. Sehingga
bukan sekadar berupa angka-angka dan data. Sedangkan dana non field research
maksimum 20 juta dan outputnya seperti tersebut sebelumnya, boleh memilih
berupa book chapter atau artikel journal terindex global.
Najib
menerangkan juga, book chapter akan dibuat menjadi satu buku bersama-sama yang
terdiri dari enam sampai 10 artikel yang akan kita kirimkan ke penerbit buku
internasional. Ia juga menjelaskan syarat proposal lengkap yang masuk telah
disahkan oleh Kepala Unit Kerja pengusul yang dikirimkan kepada Panitia Seleksi
Proposal Rumah Program Tahun 2024 melalui e-proposal.
Di
sesi berikutnya, Vera Bararah selaku Koordinator Perencana Program dan Anggaran
OR IPSH menambahkan informasi secara rinci tentang Call for Research
Collaboration tersebut dengan tema Rumah Program Ke-Indonesiaan dan Dinamika
Kontemporer OR IPSH BRIN Tahun 2024. Ia menjelaskan beberapa hal teknis,
seperti tentang Persyaratan Pengajuan Proposal OR IPSH 2024, Persyaratan Tim
Riset, Jadwal Seleksi Proposal dan Pelaksanaan Kegiatan Riset, Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan Riset, Format Proposal, Ketentuan Pembiayaan
Field-Research dan Non-Field Research, dan Pengiriman Proposal Rumah Program OR
IPSH Tahun 2024.
Seperti
biasa, BRIEF ditutup dengan diskusi dan tanya jawab yang ditanggapi langsung
oleh Vera. Banyak pertanyaan yang ditanggapi Vera dalam sesi tanya – jawab,
terkait mekanisme dan persyaratan Rumah Program OR IPSH. Mereka tidak hanya
dari periset di internal BRIN, namun juga di luar seperti dari universitas,
serta institusi lain baik di Jakarta maupun di luar daerah. (ngd/ed:and,jml)
“Kita
ingin itu tidak terpisah-pisah dan dirangkai menjadi satu bingkai, sehingga
memudahkan digabung menjadi jalinan yang utuh untuk mendapatkan hasil yang
komprehensif dan saling melengkapi satu sama lain,” ungkap Najib pada acara
BRIN Insight Every Friday (BRIEF) dengan tema “Sosialisasi Call for Research
Collaborations Rumah Program OR IPSH BRIN Tahun 2024”.
Dijelaskan
Najib, Call for Research Collaborations Rumah Program Organisasi tahun 2024
juga akan mengutamakan team work dan collective of output, bukan individual
champion. Karena itu hasil yang ditekankan adalah buku yang terdiri dari
beberapa bab yang akan ditulis oleh tim yang terlibat di dalam tema-tema
penelitian yang ada di OR IPSH. “Kita menyebutnya sebagai Call for Research
Collaborations karena memang kita menekankan pada collaborations and congregations
dalam proses pelaksanaan riset dan penulisan outputnya,” demikian katanya.
Khusus
untuk Field Research, Najib berharap ada dua output yang akan dihasilkan pada
akhir tahun 2024 nanti, yaitu bookchapter dan publikasi artikel di journal
international. Pemilihan dua output ini didasarkan pada beberapa hal.
Dijelaskannya, secara pragmatis, tim yang terdiri dari enam anggota tidak biasa
di dalam ilmu sosial humaniora untuk membuat tulisan, karena itu akan ada dua
tulisan di dalam satu tim. ”Yang pertama mempersiapkan untuk book chapter, yang
satunya menulis artikel publikasi ilmiah,” imbuhnya.
Lebih
lanjut Najib menerangkan, secara historis pun, dulu biasanya di dalam satu tim
umumnya setiap peneliti menulis satu bab yang dilaporkan pada akhir tahun.
Namun kali ini bukan satu orang, tetapi satu tim terdiri dari empat sampai enam
orang membuat dua tulisan.
Maka
Najib menyambung, di akhir tahun nanti, dengan naskah yang sudah dilakukan
review, ada dua tulisan yang dipersiapkan. Hasilnya diharapkan setidaknya satu
secara institusional yang berupa edited volume kedua secara individual sehingga
tuntutan Hasil Kerja Minimal (HKM) bisa terpenuhi.
Najib
juga menyampaikan skema guest research atau non field research. Dalam hal ini,
satu output yang diminta yaitu bisa berupa book chapter atau artikel di journal
internasional yang kredibel. Untuk proposal field research, dijelaskannya, ada
sekitar 40 sampai 60 proposal yang akan diterima, sedangkan untuk non field
research ada sejumlah 80 sampai 100 proposal.
Berbeda
dari tahun sebelumnya, menurut Najib, Call for Research Collaborations 2024 ini
tidak berdasarkan kepada expertis atau kepakaran para peneliti yang ada di
dalam OR IPSH. Hal ini karena jumlahnya ada 500an orang, sehingga terlalu
banyak. Demikian juga kalau didasarkan pada kelompok riset, juga cukup banyak,
karena ada 49 kelompok riset yang terbagi di dalam 7 pusat riset yang ada di OR
IPSH. ”Karena itu kita hanya memilih 10 tema yang bisa kita lakukan,” ujarnya
beralasan.
Tentu
saja, diakui Najib pemilihan ini terdapat kekurangannya, karena sejumlah tema
dan kepakaran tidak bisa ditampung semuanya. Tetapi menurutnya, sudah disadari
semua bahwa Rumah Program itu bukan dimaksudkan untuk memfasilitasi setiap
peneliti, tetapi untuk menjawab beberapa persoalan baik yang berkaitan dengan
dunia akademik maupun tuntutan dari pemerintah.
Selanjutnya
Najib menerangkan bahwa secara rinci ada dua skema riset yaitu field reseach
dan non field research. “Teman-teman, silakan mengajukan skema satu atau dua.
Jadi satu orang peneliti bisa di dua tempat itu, tetapi untuk satu skema hanya
bisa mengajukan satu proposal baik sebagai anggota maupun sebagai ketua,”
ajaknya.
Najib
menguraikan, bahwa dana untuk field riset yaitu maksimum 100 juta dengan
personil 4 – 6 orang. Output-nya ada dua, yaitu publikasi ilmiah berupa book
chapter dan journal internasional. Sementara untuk non field research
diharapkan agar menganalisis data-data, misalnya data-data survey yang
dilakukan oleh BPS, sensus penduduk, arsip, manuskrip dan sebagainya. Sehingga
bukan sekadar berupa angka-angka dan data. Sedangkan dana non field research
maksimum 20 juta dan outputnya seperti tersebut sebelumnya, boleh memilih
berupa book chapter atau artikel journal terindex global.
Najib
menerangkan juga, book chapter akan dibuat menjadi satu buku bersama-sama yang
terdiri dari enam sampai 10 artikel yang akan kita kirimkan ke penerbit buku
internasional. Ia juga menjelaskan syarat proposal lengkap yang masuk telah
disahkan oleh Kepala Unit Kerja pengusul yang dikirimkan kepada Panitia Seleksi
Proposal Rumah Program Tahun 2024 melalui e-proposal.
Di
sesi berikutnya, Vera Bararah selaku Koordinator Perencana Program dan Anggaran
OR IPSH menambahkan informasi secara rinci tentang Call for Research
Collaboration tersebut dengan tema Rumah Program Ke-Indonesiaan dan Dinamika
Kontemporer OR IPSH BRIN Tahun 2024. Ia menjelaskan beberapa hal teknis,
seperti tentang Persyaratan Pengajuan Proposal OR IPSH 2024, Persyaratan Tim
Riset, Jadwal Seleksi Proposal dan Pelaksanaan Kegiatan Riset, Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan Riset, Format Proposal, Ketentuan Pembiayaan
Field-Research dan Non-Field Research, dan Pengiriman Proposal Rumah Program OR
IPSH Tahun 2024.
Seperti biasa, BRIEF ditutup dengan diskusi dan tanya jawab yang ditanggapi langsung oleh Vera. Banyak pertanyaan yang ditanggapi Vera dalam sesi tanya – jawab, terkait mekanisme dan persyaratan Rumah Program OR IPSH. Mereka tidak hanya dari periset di internal BRIN, namun juga di luar seperti dari universitas, serta institusi lain baik di Jakarta maupun di luar daerah. (Humas BRIN)